Senin, 05 Desember 2011

fenomena ikhwah menghadapi era globalisasi

pada suatu ketika saat gue menuju kekampus tercinta dengan sahabat tebengan gue, kbetulan memang rumah kita satu arah, aswar namanya. dia didaerah karawang dan gue didaerah cikarang. akhirnya dengan sangat terpaksa kita brangkat kuliah bareng,jajan bareng, ngerjain tugas bareng, ke toilet bareng. yang sebetulnya adalah modus gue buat ngirit ongkos. nah disinilah awal bermula kenapa gue bilang judulnya adalah ikhwah menghadapi era globalisasi, akhirnya dengan seringnya kita berduaan berpasang-pasang mata dikampus mulai memperhatikan tingkah kita dengan tatapan mata seorang pembawa acara dan pada suatu ketika gue gak prnah lupa slalu gue inget sampai sekarang dimana pada saat itu kita sedang asik berduaan maklum emang kita gak pernah kliatan jalan bareng cewe. pada saat itu ada seorang cewe blink-blink dengan pernak-pernik bagaikan syahrini berjalan sambil mengibaskan rambutnya yang mentang-mentang habis keramas, lewat didepan kita dan dengan tatapan sinis penuh kebencian dia bilang. "EH LOE BERDUA HOMO YAH"? sontak wajah gue langsung kaget gue perlihatkan ekspresi depresi gue. gue berpikir sejenak, mulut gue gak bisa berkata apa-apa, gue dan aswar saling pandang, matanya berkaca-kaca seolah-olah menggambarkan kesedihan yang teramat dalam, menggambarkan luka hati yang tersiris-iris, merasa sedih akan keadaan diri sendiri dan lingkungan kampus. mata kami berdua tertaut dalam luka dan duka yang tak pernah kami sangka-sangka.persahabatan yang telah kami bina diatas roda motor begitu lama, persahabatan yang telah kami bina atas dasar cinta dan kasih sayang ternyata dipandang sebelah mata oleh masyarakat kampus, sungguh benar-benar tak bisa digambarkan perasaan kami saat itu. pada saat itu aswar hanya bisa tertunduk dan sekali-kali melihat kearahku, matanya menatap kearahku. sambil memegang tangan gue dengan lebay dia berkata "kenapa sih loe gak bilang kalo kita tuh satu spesies" the end...... sumpah gue bukan HOMO. buat para ikhwah jangan pernah menyerah meski di cap HOMO BY bagoes hambali

Sabtu, 12 Februari 2011

AKU

ingin berkata:

aku adalah manusia,

aku berjalan mengarungi hidup dengan pikiran dan perasaan.

aku adalah manusia,

aku terus dan terus mencari ilmu dunia dan ilmu akhirat.

aku adalah manusia,

aku tahu banyak soal ilmu, namun dalam aplikasinya aku selalu terjebak dalam jurang perasaan (hati)

aku adalah manusia,

sikap pragmatis adalah ciri khas ku, aku tak mau melakuakan sesuatu yang tidak ada manfaatnya bagiku.

aku adalah manusia,

aku menyukai segala kenikmatan, apalagi kenikmatan cinta yang membuat iman menjadi buta.

aku adalah manusia,

aku memiliki hati yang tidak bisa kukendalikan. hati yang selalu menangis melihat keadaan diri sendiri.

aku adalah manusia,

aku tak mau tubuhku tersakiti demi membela manusia-manusia lainnya yang tak ku kenal. karena aku takut mati.

aku adlah manusia,

kekacauan huru-hara diluar sana bukan urusanku, karena aku juga punya banyak urusan sendiri yang harus kuselesaikan.

aku adalah manusia,

aku beribadah..... tapi aku juga tidak lupa berdusta.

aku adalah manusia,

cerita surga dan neraka yang kupelajari dari kitab agamaku, hanya lewat sesaat kemudian lenyap.

aku adalah manusia,

manusia lain memandangku adalah orang berpendidikan, sekolah tinggi berpenampilan rada gengsi, namun kenyataannya aku sama sekali tak berarti.

aku adalah manusia,

yang bermimpi hidup tentram bahagia, tanpa usaha.

aku adalah manusia,

hidup bermewah-mewah ada pada zamanku sekarang, perduli apa aku pada masa lalu....

aku adalah manusia,

yang lupa, yang lupa, yang lupa, ......

siapakah aku....???

aku adalah manusia (mahasiswa)